Opera, perusahaan peramban asal
Norwegia, baru-baru ini memfungsikan pusat data (data center) teranyarnya yang
berlokasi di Seattle, Amerika Serikat. Aksi ini menunjukkan tingginya perhatian
mereka pada lingkungan.
Apa sebabnya? Ternyata, pusat data Opera
di Seattle disyaratkan untuk mampu memenuhi minimal 80% kebutuhan dayanya
sendiri dari sumber energi terbarukan. Hal ini harus dicapai setidaknya dalam
jangka waktu 3 - 5 tahun ke depan secara bertahap.
Pusat data Opera lainnya yang terletak
di Islandia bahkan saat ini telah 100% mengonsumsi sumber daya terbarukan.
Tenaga ini seluruhnya berasal dari energi air dan panas bumi (geotermal).
“Jika Anda tinggal di Norwegia, Anda
akan dikelilingi oleh keindahan alam. Masuk akal [bagi kami] untuk
melindunginya,” ujar Lars Boilesen (CEO Opera Software) dalam laporan Opera
State of the Web bulan Agustus 2011.
“Kami selalu berkomitmen dalam praktik
berkesinambungan, tapi sekarang kami menjadikannya ke dalam kode-kode supaya
para mitra dan pengguna mengetahui posisi kami,” imbuh Lars.
Pemakaian server yang lebih efisien dan
pusat data bertenaga alami membantu memperbaiki level efisiensi daya (PUE:
Power Usage Efficiency) dari 2,23 pada tahun 2009, 1,9 pada 2010, dan 1,52 pada
2011 (makin rendah makin baik).
Selama ini, pusat data Opera dituntut
untuk bekerja keras memenuhi permintaan kompresi data dari para pengguna Opera
Mini dan Opera Turbo (pada desktop) yang jumlahnya bertambah dua kali lipat
dalam 8 – 10 bulan terakhir.
Per Agustus 2011, terdapat 128 juta
pengguna Opera Mini di seluruh dunia atau naik 92,3% dibanding Agustus 2010.
Rusia masih menduduki posisi puncak sebagai konsumen Opera Mini terbanyak,
diikuti India di tempat kedua yang bulan ini berhasil menggeser Indonesia.
Peringkat ke-4 sampai 10 berturut-turut diduduki Nigeria, Ukraina, Vietnam,
Afrika Selatan, Meksiko, Cina, dan Brazil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar