Welcome to Iamfauzie.blogspot.com - Welcome To My Blog's - Welcome to Iamfauzie.blogspot.com - Welcome To My Blog's - Welcome to Iamfauzie.blogspot.com - Welcome To My Blog's - Welcome to Iamfauzie.blogspot.com - Welcome To My Blog's

Kamis, 06 Oktober 2011

Ratu Atut: Perekonomi Banten Tumbuh Signifikan

Ratu Atut. Foto: Tokoh Indonesia
Ratu Atut. Foto: Tokoh Indonesia
LAJU pertumbuhan ekonomi Banten mengalami pertumbuhan secara konsisten dan lonjakan yang signifikan dalam lima tahun terakhir. Tahun ini terjadi kenaikan yang sangat menggembirakan.

Hal ini diungkap Gubernur Banten Hj Ratu Atut Chosiyah dalam pidatonya, pada peringatan Hari Jadi ke-11 Provinsi Banten di Gedung DPRD Banten, Kawasan Pusat Pemerintah Provinsi Banten, Serang, Selasa (4/10/2011).

Dalam uraiannya, Ratu Atut mengatakan, sejak 2001 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Banten secara konsisten terus mengalami peningkatan, dari 3,95 persen dengan pendapatan per kapita Rp6,4 juta per tahun, saat ini sudah mencapai 5,94 persen dengan pendapatan per kapita Rp13,48 juta per tahun.

Pertumbuhan pada tahun berjalan saat ini pun sangat positif, di mana pada Semester I/2011 LPE Banten mencatat pencapaian tertinggi yaitu 6,52 persen dengan pendapatan perkapita mencapai Rp 14,70 juta. "Hal ini dampak dari realisasi Pemanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), di mana Banten berada pada posisi ke-4 secara nasional pada 2010," katanya.

Di sisi lain, sambungnya, hal itu menggambarkan iklim investasi di Banten sangat baik dan sehat. Terbukti, selain konsistensi peningkatan LPE, kemajuan perekonomian pembangunan Banten juga terlihat dari Indeks Pembangunan Daerah (IPD) yang diukur berdasarkan tiga unsur yaitu keberdayaan pemerintah daerah, pengembangan wilayah, dan keberdayaan masyarakat. Jika IPD Banten pada 2007 masih pada angka 73,18 persen, maka pada 2010 telah melonjak hingga mencapai 83,92 persen.

Selanjutnya, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga menunjukkan konsistensi kenaikan sejak 2001 pada angka 65,3 hingga tahun lalu sudah mencapai 70,48. Peningkatan IPM merupakan upaya secara kumulatif pencapaian di bidang pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat.

Indeks pendidikan naik dari 80,1 persen pada 2002 menjadi kini 82,19 persen. Indeks Kesehatan Masyarakat juga terus membaik sejak 2002 sebesar 62,3 persen menjadi 75 persen pada 2010. Sementara indeks daya beli meningkat dari 57,5 persen pada 2002 menjadi 73 persen pada 2010.

Pertumbuhan makro ekonomi tentu saja berdampak langsung terhadap upaya menurunkan tingkat kemiskinan penduduk. Tingkat kemiskinan penduduk yang pada 2007 sebanyak 886.200 jiwa, pada 2010 telah menurun menjadi 758.200 jiwa. Indikasi pencapaian pembangunan lainnya yang tak kalah penting adalah Indeks Pembangunan Gender (IPG). Banten berhasil menaikkan IPG dari 52,00 pada 2009 menjadi 52,50 pada 2010 dan diperkirakan akan kembali mengalami peningkatan tahun ini.

"Hal ini tentu saja menunjukkan kesungguhan Pemprov dalam mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, melalui berbagai program seperti peningkatan akses dan pertispasi perempuan dalam pembangunan," paparnya.

Selanjutnya di bidang fiskal, peningkatan menyentuh pada kemampuan keuangan daerah. Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang semula Rp440,065 miliar pada 2002, telah melonjak drastis hingga mencapai Rp2,321 triliun pada 2010. Konsistensi kenaikan PAD ini tidak terlepas dari berbagai upaya yang telah dilakukan melalui kegiatan intensifikasi, seperti peningkatan sarana dan prasatana pelayanan melalui penambahan jumlah UPT/Kantor bersama Samsat dan sebagainya.

Pertanian

Dalam bidang pertanian khususnya penguatan ketahanan pangan, kata Gubernur, dengan berbagai program di sektor pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan, perikananan, dan kelautan. Saat ini telah dilaksanakan dengan dukungan yang cukup kokoh di bidang infrastruktur dan sarana lainnya melalui pendekatan agribisnis terpadu maupun pemberdayaan ekonomi masyarakat pertanian.

"Hal ini yang menunjang peningkatan kontribusi Banten terhadap padi nasional. Pada 2010, Banten memberikan kontribusi sebesar 3,03 persen dari total produksi nasional yaitu 68.061.715 ton," tuturnya.

Kontribusi Banten ini mendapat penghargaan dari pemerintah pusat berupa Satya Lencana Wirakarya Bidang Pertanian. Prestasi ini tentu saja merupakan hasil kerja keras para petani Banten, yang diharapkan dapat mendorong semangat dan motivasi untuk meraih hasil yang lebih tinggi. Lewat berbagai program diharapkan bisa diraih peningkatan dari produksi 5,2 ton per hektar menjadi 7 ton per hektare.

"Berbagai pencapaian pembangunan tersebut, merupakan hasil kerja keras seluruh elemen masyarakat Banten, kerja cerdas Pemerintah Kabupaten/Kota dan kerja sama yang harmonis Pemerintah Provinsi. Namun tidak dipungkiri, masih banyak persoalan dan tantangan yang harus diselesaikan hingga tercapainya impian besar bersama yaitu Banten Sejahtera Berlandaskan Iman dan Taqwa," papar gubernur wanita pertama dan satu-satunya di Indonesia ini.

Dalam kesempatan tersebut, Ratu Atut Chosiyah menyampaikan terima kasih kepada seluruh anggota dan staf DPRD Banten yang telah dapat membangun kerja sama harmonis dengan Pemerintah Provinsi Banten. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen pelaku pembangunan, atas segenap kontribusinya sehingga Banten mencapai berbagai kemajuan dan perkembangan pada usianya yang sudah 11 tahun.

Sementara Ketua DPRD Banten Aeng Haerudin mengatakan, tidak memungkiri banyaknya kemajuan yang telah dicapai Banten selama 11 tahun berdiri, namun juga tidak menutup mata terhadap berbagai bidang yang masih memerlukan perhatian dan penanganan lebih serius dari pemerintah provinsi. "Masih banyak pekerjaan yang harus ditangani lebih serius kedepannya," tandas Aeng. (bs) (mrt) (//rhs)

Tidak ada komentar: