Aulia Akbar
Foto : WTO (good)
RAMALLAH - Menteri kesehatan Palestina Fathi
Abu Moghli mempersiapkan proposal untuk keanggotaan penuh Otoritas
Palestina di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang berada di bawah
naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"Presiden Mahmoud Abbas menginstruksikan kami untuk berdiskusi tentang keanggotaan Palestina di WHO dengan direktur organisasi tersebut," ujar Fathi, seperti dikutip Wafa, Selasa (1/11/2011).
Setelah berhasil meraih keanggotaannya di Badan PBB Bidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya (UNESCO), kepercayaan diri Palestina tampaknya kian meningkat. Mereka pun bergerak untuk meminta keanggotaan ke WHO.
Meski demikian, keanggotaan Palestina di UNESCO sudah menuai kecaman dari Amerika Serikat (AS) dan Israel. Beberapa negara Barat juga menunjukkan ketidaksetujuannya dalam voting keanggotaan Palestina di UNESCO.
Keanggotaan Palestina di UNESCO juga membuat AS memotong pendanaan terhadap organisasi tersebut. Israel juga mulai mempertimbangkan dirinya untuk melanjutkan kerja sama dengan UNESCO.
AS menilai keanggotaan Palestina di UNESCO terlalu cepat dan hal itu dapat merusak upaya proses perdamaian di Timur Tengah.
Hingga saat ini belum ada komentar dari pihak AS dan lainnya, terkait aplikasi Otoritas Palestina ke WHO. Belum diketahui, apakah yang akan dilakukan AS terhadap WHO bila organisasi itu hendak meneruskan aplikasi Palestina.(rhs)
"Presiden Mahmoud Abbas menginstruksikan kami untuk berdiskusi tentang keanggotaan Palestina di WHO dengan direktur organisasi tersebut," ujar Fathi, seperti dikutip Wafa, Selasa (1/11/2011).
Setelah berhasil meraih keanggotaannya di Badan PBB Bidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya (UNESCO), kepercayaan diri Palestina tampaknya kian meningkat. Mereka pun bergerak untuk meminta keanggotaan ke WHO.
Meski demikian, keanggotaan Palestina di UNESCO sudah menuai kecaman dari Amerika Serikat (AS) dan Israel. Beberapa negara Barat juga menunjukkan ketidaksetujuannya dalam voting keanggotaan Palestina di UNESCO.
Keanggotaan Palestina di UNESCO juga membuat AS memotong pendanaan terhadap organisasi tersebut. Israel juga mulai mempertimbangkan dirinya untuk melanjutkan kerja sama dengan UNESCO.
AS menilai keanggotaan Palestina di UNESCO terlalu cepat dan hal itu dapat merusak upaya proses perdamaian di Timur Tengah.
Hingga saat ini belum ada komentar dari pihak AS dan lainnya, terkait aplikasi Otoritas Palestina ke WHO. Belum diketahui, apakah yang akan dilakukan AS terhadap WHO bila organisasi itu hendak meneruskan aplikasi Palestina.(rhs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar