Budi W - GudegNet
Pagi itu Minggu (02/10) jalan menuju titik nol km ditutup untuk umum. Pasalnya, Yogyakarta
secara khusus melaksanakan peringatan Hari Batik Nasional yang pada 2 Oktober 2009, UNESCO menetapkan batik sebagai "World
intangible heritage".
Hadir dalam orasi pagi itu Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto yang mengatakan bahwa batik
merupakan sebuah proses kreatif yang hadir di tengah masyarakat. "Ini perlu disosialisasikan dan diinternalisasi," ungkapnya
didepan ratusan masyarakat Yogyakarta.
Dahulu kala, Batik merupakan sebuah tradisi di Nusantara yang berkembang di abad ke-13. Hal
ini diketahui dari sebuah artefak berwujud arca Prajnaparamita di Jawa Timur. Selanjutnya, pada tahun 1873, seorang saudagar
Belanda memberikan sebuah batik yang ia bawa dari Indonesia ke Museum Rotterdam di Belanda.
Tidak hanya itu, pada era 1900, batik mendapatkan tempat yang terhormat manakala dipamerkan
di kota Paris saat itu. Masyarakat Eropa saat itu terpukau akan keindahan batik.
”Butuh waktu 7 abad untuk menunjukkan pada dunia bahwa batik adalah milik Indonesia dan
sudah sepantasnya mendapat pengakuaan dari Unesco sebagai warisan dunia,” Jelas Herry.
Dilokasi yang sama, saat ditemui Tim Gudegnet, Kepala Dinas Pariwisata Kota Jogja Yulia
Rustianingsih mengatakan bahwa saat ini pihaknya terus mensosialisasikan kesadaran berbatik kepada masyarakat.
Pihaknya juga mengenalkan batik kepada wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun lokal
dengan mendirikan monumen batik di sebelah barat Titik Nol Kilometer sebelah utara Bank BNI 46. Pada monumen itu, ditunjukkan
batik lengkap dengan nama, corak dan keterangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar